Oleh: Dr. A. S. K. Ghauri - U. K.
Arti kata Islam secara harfiah adalah ‘Kedamaian’ dimana hal ini menjadi tujuan utama bagi semua penganut Islam yang disebut sebagai umat Muslim. Islam adalah satu-satunya agama yang memberikan petunjuk yang lengkap dan jelas tentang cara bagaimana mencapai kedamaian dan keselerasan dalam kehidupan kita dan semua itu termaktub dalam kalimat-kalimat bahasa Arab yang tidak pernah berubah dan dikenal sebagai kitab Al-Quran.
Ajaibnya selama 1400 tahun terakhir ini semua penemuan-penemuan ilmiah telah menjadikan Al-Quran lebih mudah dipahami dan tidak ada kontradiksi di dalamnya. Gereja Kristen di masa Renaissance berkutat dengan konsep bahwa bumi ini sebenarnya kecil sekali dan merupakan bagian tidak berarti dari keseluruhan alam semesta, sedangkan Islam dan Al-Quran sudah menjelaskannya 1000 tahun sebelumnya. Tidak ada peristiwa dalam sejarah Islam dimana ilmu pengetahuan tidak lebih mencemerlangkan ajaran Al-Quran. Kita bisa melihat profesi kita sendiri dan mencari petunjuk dari Islam untuk mencapai kedamaian dan keselarasan dalam rutinitas kita setiap hari.
Dalam profesi saya sebagai seorang dokter, saya telah mempelajari bagaimana semua jaringan dan organ tubuh manusia bekerja dalam suatu harmoni terkendali dalam upaya mencapai keselesaan dan kedamaian. Bentuk kedamaian internal atau kesehatan ini juga yang menjadi sasaran mendasar dalam agama Islam. Bukan bentuk kedamaian sosial, ekonomi atau politis, tetapi kedamaian phisikal.
Sebagai seorang dokter, yang juga menyedihkan adalah saya juga harus menyaksikan adanya kesakitan, penderitaan dan kematian berulang kali. Penderitaan merupakan bagian yang harus ada untuk kehidupan di muka bumi. Tanpa adanya penderitaan maka tidak akan ada motivasi yang akan mendorong manusia menggapai perbaikan spiritual mau pun ilmiah yang pada akhirnya akan mendekatkan manusia kepada Tuhan. Hanya saja banyak sekali dari penderitaan yang saya saksikan di rumah-rumah sakit sepertinya ditimbulkan oleh diri pasien sendiri dan karena itu muncul pertanyaan: “Apakah ada tuntunan di dalam Al-Quran yang bisa memperbaiki kesehatan atau kedamaian phisikal kita dalam bentuk pemahaman ilmiah modern?”
Saya akan membahas filsafat dari beberapa ajaran Islam, khususnya yang berkaitan dengan daging babi, minuman alkohol, kebiasaan makan dan kebersihan. Pada akhirnya sains modern secara berangsur dan dengan berjalannya waktu untuk mengembangkan pemahaman, mengakui kebenaran pengaturan cara makan dan pembatasan yang diberikan Islam meski pun pada awalnya menganggap prinsip-prinsip itu sebagai tidak berdasar dan hanya sebagai mengekang saja.
Al-Quran menyatakan:
Yang menarik ialah Injil juga menyatakan:
Filsafat ajaran Islam mengemukakan gagasan bahwa makan suatu jenis makanan mempunyai dua pengaruh. Yang pertama mempengaruhi tubuh dan yang kedua mempengaruhi jiwa. Karena itu jika kita makan hewan yang kotor maka juga akan ada pengaruh buruknya pada jasmani dan ruhani kita.
Pengaruh jasmaniah dari memakan daging babi antara lain adalah kejangkitan ‘virus influenza babi’ yang menimbulkan penyakit seperti flu umumnya, kejangkitan parasit seperti cacing pita yang bisa bertahan di saluran pencernaan gastrointestinal manusia dan mengakibatkan malnutrisi dan anemi. Daging babi juga mengandung kadar lemak yang luar biasa tinggi yang akan membawa penyakit tekanan darah tinggi serta tersumbatnya saluran-saluran darah oleh tumpukan lemak yang akhirnya menimbulkan serangan dan stroke jantung.
Pengaruh daging babi atas jiwa menurut filsafat Islamiah adalah menurunkan atau merusak nilai-nilai moral seperti kesucian diri, rasa malu, harga diri, kejujuran dan integritas. Pada umumnya orang sama berpendapat bahwa ‘apa yang anda makan adalah cerminan diri anda’ dimana dikemukakan contoh perbedaan kepribadian dari orang-orang yang biasa memakan daging dengan mereka yang hanya makan sayuran (vegetarian). Pemakan daging biasa digambarkan sebagai orang yang agresif dan kompetitif, sedangkan vegetarian umumnya lebih lembut dan lemah. Banyak dari gejala kejiwaan seperti apathi, depresi, mudah tersinggung dan uring-uringan seringkali terkait dengan kelebihan atau kekurangan vitamin yang dimakan. Pada dasarnya kita baru mulai memahami bahwa apa yang diajarkan Islam sejak awal ialah apa yang kita makan besar pengaruhnya atas diri kita dan bukan hanya sebagai material pertumbuhan dari tubuh jasmani semata karena ruhani dan kepribadian kita pun terpengaruh.
Karena Islam merupakan agama yang lengkap maka tidak ada batasan yang bersifat mutlak, sebagaimana juga dinyatakan Al-Quran:
Dari sini bisa disimpulkan bahwa terkadang ada manfaat sesaat yang bisa diperoleh dari pelampauan batasan demi mencegah kelaparan dan kematian. Salah satu contohnya adalah penggunaan insulin babi guna pengobatan diabetes yang sudah menjadi cara pengobatan utama selama 20 tahun terakhir, walau sekarang secara berangsur telah digantikan oleh insulin manusia. Katup jantung babi masih dipakai untuk transplantasi jantung manusia ketika katup jantungnya telah melemah atau menyempit. Jadi kita lihat bahwa Islam tidaklah sekaku sebagaimana anggapan orang.
Kitab suci Al-Quran juga menyatakan bahwa ‘daging hewan yang mati dengan sendirinya’ tidak boleh dimakan. Pada intinya hal ini berarti bahwa kita dilarang memakan daging hewan yang mati karena penyakit atau sebab alamiah. Belum lama di negeri ini kita bisa melihat bagaimana karkas hewan yang dihancurkan, termasuk sumsum tulang belakangnya, yang dijadikan pakan ternak secara luas, ternyata telah menimbulkan penyakit sapi gila. Sayangnya penyakit ini bisa menular kepada manusia dengan akibat yang berat atau fatal, dimana semua itu hanya karena karkas hewan yang mati dan berpenyakitan telah dilumatkan dan dijadikan pakan hewan lainnya.
Selanjutnya tentang cara makan atau diet dimana Rasulullah saw bersabda ‘Jika seseorang makan berkecukupan saja tidak sampai kenyang maka dalam dirinya akan terisi nur.’ Beliau juga mengemukakan berbagai manfaat jasmaniah dari laku puasa. Sekarang ini kita sudah memahami sepenuhnya bahwa makan berlebihan sama sekali tidak sehat. Demikian jelasnya tidak sehat laku demikian sehingga saya tidak akan menyia-nyiakan waktu anda dengan mengurut berbagai penyakit akibat berlebihan makan seperti macam-macam jenis penyakit pembuluh darah sampai pada gangguan psikologi dan emosional yang terkait dengan berat badan.
Kebersihan dan Pencegahan Penyakit
Secara ringkas saya akan beralih kepada masalah kebersihan dan pencegahan penyakit. Islam mengharuskan kita untuk berwudhu yang sifatnya membersihkan tangan, kepala dan kaki kita sebelum shalat, lima kali sehari dengan air yang mengalir. Semua ini menjadi bukti nyata bahwa dengan cara ini bisa dihindari berbagai macam penyakit termasuk seperti penyakit gusi, infeksi kulit dan masalah kaki. Di masa lalu, banyak rumah sakit yang dikritik karena tidak menyediakan fasilitas membasuh tangan yang sederhana padahal cara ini dianggap bisa mengurangi infeksi rumah sakit lebih dari 60%. Dalam rumah-rumah sakit besar dan modern sekarang ini sepertinya kita baru menyadari bahwa membasuh tangan dengan air itu akan mengurangi penyebaran penyakit menular.
Saya juga akan menyinggung penyakit kejiwaan. Dalam agama Islam, peran dari nilai-nilai kekeluargaan dan pendidikan anak yang baik memperoleh penekanan secara khusus. Rasulullah saw bersabda bahwa ‘Bagi seorang ayah, tidak ada pemberian yang lebih berharga dari pendidikan bagus kepada anak-anaknya.’ Sekarang ini diakui betapa banyak masalah kesehatan kejiwaan dan kepribadian ganjil yang berawal pada masa kecil yang sulit, teraniaya atau terabaikan. Kekurangan di dalam pendidikan masa kanak-kanak mereka telah membekas pada relung-relung dari pikiran seorang anak yang kemudian menjadi dasar dari perilaku tidak normal di masa dewasanya. Semua itulah yang kemudian menjadi dasar dari psikoterapi modern, atau apa yang masih tersisa tentunya.
Berkaitan dengan alkohol, kitab suci Al-Quran menyatakan:
Satu dari lima laki-laki yang masuk rumah-rumah sakit di Inggris mempunyai penyakit yang berkaitan dengan alkohol. Lima persen dari cedera kepala yang ada di ruang ‘Gawat Darurat’ berkaitan dengan alkohol. Alkohol menimbulkan masalah-masalah phisikal, sosial dan psikologikal. Saya pernah melihat pasien yang badannya bergetar hebat, halusinasi, berkeringat atau kejang-kejang akibat dari usaha menghentikan alkohol. Saya juga pernah melihat pasien lain dengan gejala depresi berat disamping juga mereka yang harus mengikuti program konsel keluarga untuk menjaga perkawinan mereka yang diakibatkan oleh aniaya phisikal di bawah pengaruh alkohol. Semua itu baru aspek psikologis dari penyakit yang terkait dengan alkohol.
Beralih ke masalah jasmaniah, saya melihat banyak pasien yang masuk ruang bedah dengan pendarahan lambung yang parah, muntah darah dari mulut dan buang air darah, karena penyakit yang sepenuhnya diakibatkan kerusakan oleh alkohol. Yang juga rusak karena alkohol adalah otak, hati dan pankreas.
Islam mengakui juga bahwa alkohol memang ada kegunaannya dan kita juga bisa melihat banyak obat-obatan homeopati atau pun allopati yang menggunakan alkohol sebagai pelarut, namun secara keseluruhan penggunaannya tidak dianjurkan. Islam mengedepankan kedamaian sosial, sedangkan dalam alkohol orang menemukan kelepasan semu yang bersifat sementara dari realitas dan tanggungjawab kehidupan. Kalau orang sampai tidak bisa bicara atau makan tanpa bantuan alkohol maka masyarakat bersangkutan akan runtuh. Angka kejahatan akan menjulang karena sekarang ini banyak dari laku kriminal yang terkait dengan alkohol. Sebuah pepatah Cina menyatakan ‘Mula-mula manusia mengambil minuman, lalu minuman akan mengambil minuman dan akhirnya minuman yang mengambil manusia.’
Rasulullah saw bersabda ‘Tidak ada penyakit yang tidak disediakan obatnya oleh Tuhan.’ Di masa kini kita menyadari bahwa banyak dari obat-obatan yang berasal dari tanaman seperti misalnya antibiotika penisilin yang berasal dari sejenis jamur bernama Penicillium yang tumbuh pada buah dan roti yang membusuk, serta stimulan hati digoxin yang berasal ekstraksi daun kering tanaman foxglove (digitalis purpurea).
Dalam usaha mencapai kedamaian jasmani dan kesehatan, Islam telah banyak memberikan petunjuk, sebagian sudah kita ketahui, sebagian sedang terungkap dan yang lainnya akan diketahui nanti. Semoga saya telah berhasil memberikan alasan-alasan mengenai pembatasan yang diberikan Islam sepanjang yang saya ketahui berkaitan dengan masalah kesehatan namun saya ingin menyudahinya dengan menekankan bahwa manusia sesungguhnya terbatas dalam segala hal, termasuk pengetahuannya dan tidak bisa memuaskan semua keinginannya dengan sarana materialistis yang tersedia, untuk mana perlu baginya menyubal atau menunjangnya dengan doa.
Islam - Kebersihan dan Kesehatan Jasmani dan Ruhani
Rabu Maret 22, 2006 - Oleh: Dr. A. S. K. Ghauri - U. K.
Penterjemah : A.Q.Khalid
Paparan tersebut adalah pidato Dr. Sabur Ghauri pada pertemuan bulanan Jemaat di Hartlepool pada tanggal 8 Juli 2001 - See more at: http://tamanjati.blogspot.com/2013/02/islam-tentang-kesehatan-dan-kebersihan.html#sthash.zEjJd5yl.dpuf
Arti kata Islam secara harfiah adalah ‘Kedamaian’ dimana hal ini menjadi tujuan utama bagi semua penganut Islam yang disebut sebagai umat Muslim. Islam adalah satu-satunya agama yang memberikan petunjuk yang lengkap dan jelas tentang cara bagaimana mencapai kedamaian dan keselerasan dalam kehidupan kita dan semua itu termaktub dalam kalimat-kalimat bahasa Arab yang tidak pernah berubah dan dikenal sebagai kitab Al-Quran.
Ajaibnya selama 1400 tahun terakhir ini semua penemuan-penemuan ilmiah telah menjadikan Al-Quran lebih mudah dipahami dan tidak ada kontradiksi di dalamnya. Gereja Kristen di masa Renaissance berkutat dengan konsep bahwa bumi ini sebenarnya kecil sekali dan merupakan bagian tidak berarti dari keseluruhan alam semesta, sedangkan Islam dan Al-Quran sudah menjelaskannya 1000 tahun sebelumnya. Tidak ada peristiwa dalam sejarah Islam dimana ilmu pengetahuan tidak lebih mencemerlangkan ajaran Al-Quran. Kita bisa melihat profesi kita sendiri dan mencari petunjuk dari Islam untuk mencapai kedamaian dan keselarasan dalam rutinitas kita setiap hari.
Dalam profesi saya sebagai seorang dokter, saya telah mempelajari bagaimana semua jaringan dan organ tubuh manusia bekerja dalam suatu harmoni terkendali dalam upaya mencapai keselesaan dan kedamaian. Bentuk kedamaian internal atau kesehatan ini juga yang menjadi sasaran mendasar dalam agama Islam. Bukan bentuk kedamaian sosial, ekonomi atau politis, tetapi kedamaian phisikal.
Sebagai seorang dokter, yang juga menyedihkan adalah saya juga harus menyaksikan adanya kesakitan, penderitaan dan kematian berulang kali. Penderitaan merupakan bagian yang harus ada untuk kehidupan di muka bumi. Tanpa adanya penderitaan maka tidak akan ada motivasi yang akan mendorong manusia menggapai perbaikan spiritual mau pun ilmiah yang pada akhirnya akan mendekatkan manusia kepada Tuhan. Hanya saja banyak sekali dari penderitaan yang saya saksikan di rumah-rumah sakit sepertinya ditimbulkan oleh diri pasien sendiri dan karena itu muncul pertanyaan: “Apakah ada tuntunan di dalam Al-Quran yang bisa memperbaiki kesehatan atau kedamaian phisikal kita dalam bentuk pemahaman ilmiah modern?”
Saya akan membahas filsafat dari beberapa ajaran Islam, khususnya yang berkaitan dengan daging babi, minuman alkohol, kebiasaan makan dan kebersihan. Pada akhirnya sains modern secara berangsur dan dengan berjalannya waktu untuk mengembangkan pemahaman, mengakui kebenaran pengaturan cara makan dan pembatasan yang diberikan Islam meski pun pada awalnya menganggap prinsip-prinsip itu sebagai tidak berdasar dan hanya sebagai mengekang saja.
Al-Quran menyatakan:
‘Diharamkan bagimu daging hewan yang mati dengan sendirinya dan darah dan daging babi dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama yang lain dari Allah . . . tetapi barangsiapa terpaksa memakan sesuatu yang haram karena kelaparan dan bukan sengaja cenderung kepada dosa, maka ketahuilah bahwa Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang.’ (S.5 al-Maidah:4)
Yang menarik ialah Injil juga menyatakan:
‘Demikian juga babi karena memang berkuku belah yaitu kukunya bersela panjang, tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya janganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu.’ (Imamat 11:7-8)
Filsafat ajaran Islam mengemukakan gagasan bahwa makan suatu jenis makanan mempunyai dua pengaruh. Yang pertama mempengaruhi tubuh dan yang kedua mempengaruhi jiwa. Karena itu jika kita makan hewan yang kotor maka juga akan ada pengaruh buruknya pada jasmani dan ruhani kita.
Pengaruh jasmaniah dari memakan daging babi antara lain adalah kejangkitan ‘virus influenza babi’ yang menimbulkan penyakit seperti flu umumnya, kejangkitan parasit seperti cacing pita yang bisa bertahan di saluran pencernaan gastrointestinal manusia dan mengakibatkan malnutrisi dan anemi. Daging babi juga mengandung kadar lemak yang luar biasa tinggi yang akan membawa penyakit tekanan darah tinggi serta tersumbatnya saluran-saluran darah oleh tumpukan lemak yang akhirnya menimbulkan serangan dan stroke jantung.
Pengaruh daging babi atas jiwa menurut filsafat Islamiah adalah menurunkan atau merusak nilai-nilai moral seperti kesucian diri, rasa malu, harga diri, kejujuran dan integritas. Pada umumnya orang sama berpendapat bahwa ‘apa yang anda makan adalah cerminan diri anda’ dimana dikemukakan contoh perbedaan kepribadian dari orang-orang yang biasa memakan daging dengan mereka yang hanya makan sayuran (vegetarian). Pemakan daging biasa digambarkan sebagai orang yang agresif dan kompetitif, sedangkan vegetarian umumnya lebih lembut dan lemah. Banyak dari gejala kejiwaan seperti apathi, depresi, mudah tersinggung dan uring-uringan seringkali terkait dengan kelebihan atau kekurangan vitamin yang dimakan. Pada dasarnya kita baru mulai memahami bahwa apa yang diajarkan Islam sejak awal ialah apa yang kita makan besar pengaruhnya atas diri kita dan bukan hanya sebagai material pertumbuhan dari tubuh jasmani semata karena ruhani dan kepribadian kita pun terpengaruh.
Karena Islam merupakan agama yang lengkap maka tidak ada batasan yang bersifat mutlak, sebagaimana juga dinyatakan Al-Quran:
‘. . . tetapi barangsiapa terpaksa memakan sesuatu yang haram karena kelaparan . . . maka ketahuilah bahwa Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang.’ (S.5 al-Maidah:4)
Dari sini bisa disimpulkan bahwa terkadang ada manfaat sesaat yang bisa diperoleh dari pelampauan batasan demi mencegah kelaparan dan kematian. Salah satu contohnya adalah penggunaan insulin babi guna pengobatan diabetes yang sudah menjadi cara pengobatan utama selama 20 tahun terakhir, walau sekarang secara berangsur telah digantikan oleh insulin manusia. Katup jantung babi masih dipakai untuk transplantasi jantung manusia ketika katup jantungnya telah melemah atau menyempit. Jadi kita lihat bahwa Islam tidaklah sekaku sebagaimana anggapan orang.
Kitab suci Al-Quran juga menyatakan bahwa ‘daging hewan yang mati dengan sendirinya’ tidak boleh dimakan. Pada intinya hal ini berarti bahwa kita dilarang memakan daging hewan yang mati karena penyakit atau sebab alamiah. Belum lama di negeri ini kita bisa melihat bagaimana karkas hewan yang dihancurkan, termasuk sumsum tulang belakangnya, yang dijadikan pakan ternak secara luas, ternyata telah menimbulkan penyakit sapi gila. Sayangnya penyakit ini bisa menular kepada manusia dengan akibat yang berat atau fatal, dimana semua itu hanya karena karkas hewan yang mati dan berpenyakitan telah dilumatkan dan dijadikan pakan hewan lainnya.
Selanjutnya tentang cara makan atau diet dimana Rasulullah saw bersabda ‘Jika seseorang makan berkecukupan saja tidak sampai kenyang maka dalam dirinya akan terisi nur.’ Beliau juga mengemukakan berbagai manfaat jasmaniah dari laku puasa. Sekarang ini kita sudah memahami sepenuhnya bahwa makan berlebihan sama sekali tidak sehat. Demikian jelasnya tidak sehat laku demikian sehingga saya tidak akan menyia-nyiakan waktu anda dengan mengurut berbagai penyakit akibat berlebihan makan seperti macam-macam jenis penyakit pembuluh darah sampai pada gangguan psikologi dan emosional yang terkait dengan berat badan.
Kebersihan dan Pencegahan Penyakit
Secara ringkas saya akan beralih kepada masalah kebersihan dan pencegahan penyakit. Islam mengharuskan kita untuk berwudhu yang sifatnya membersihkan tangan, kepala dan kaki kita sebelum shalat, lima kali sehari dengan air yang mengalir. Semua ini menjadi bukti nyata bahwa dengan cara ini bisa dihindari berbagai macam penyakit termasuk seperti penyakit gusi, infeksi kulit dan masalah kaki. Di masa lalu, banyak rumah sakit yang dikritik karena tidak menyediakan fasilitas membasuh tangan yang sederhana padahal cara ini dianggap bisa mengurangi infeksi rumah sakit lebih dari 60%. Dalam rumah-rumah sakit besar dan modern sekarang ini sepertinya kita baru menyadari bahwa membasuh tangan dengan air itu akan mengurangi penyebaran penyakit menular.
Saya juga akan menyinggung penyakit kejiwaan. Dalam agama Islam, peran dari nilai-nilai kekeluargaan dan pendidikan anak yang baik memperoleh penekanan secara khusus. Rasulullah saw bersabda bahwa ‘Bagi seorang ayah, tidak ada pemberian yang lebih berharga dari pendidikan bagus kepada anak-anaknya.’ Sekarang ini diakui betapa banyak masalah kesehatan kejiwaan dan kepribadian ganjil yang berawal pada masa kecil yang sulit, teraniaya atau terabaikan. Kekurangan di dalam pendidikan masa kanak-kanak mereka telah membekas pada relung-relung dari pikiran seorang anak yang kemudian menjadi dasar dari perilaku tidak normal di masa dewasanya. Semua itulah yang kemudian menjadi dasar dari psikoterapi modern, atau apa yang masih tersisa tentunya.
Berkaitan dengan alkohol, kitab suci Al-Quran menyatakan:
‘Mereka bertanya kepada engkau tentang arak dan judi. Katakanlah “Di dalam keduanya ada dosa dan kerugian besar dan juga beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa dan kerugiannya lebih besar dari manfaatnya. . .’ (S.2 Al-Baqarah:220)
Satu dari lima laki-laki yang masuk rumah-rumah sakit di Inggris mempunyai penyakit yang berkaitan dengan alkohol. Lima persen dari cedera kepala yang ada di ruang ‘Gawat Darurat’ berkaitan dengan alkohol. Alkohol menimbulkan masalah-masalah phisikal, sosial dan psikologikal. Saya pernah melihat pasien yang badannya bergetar hebat, halusinasi, berkeringat atau kejang-kejang akibat dari usaha menghentikan alkohol. Saya juga pernah melihat pasien lain dengan gejala depresi berat disamping juga mereka yang harus mengikuti program konsel keluarga untuk menjaga perkawinan mereka yang diakibatkan oleh aniaya phisikal di bawah pengaruh alkohol. Semua itu baru aspek psikologis dari penyakit yang terkait dengan alkohol.
Beralih ke masalah jasmaniah, saya melihat banyak pasien yang masuk ruang bedah dengan pendarahan lambung yang parah, muntah darah dari mulut dan buang air darah, karena penyakit yang sepenuhnya diakibatkan kerusakan oleh alkohol. Yang juga rusak karena alkohol adalah otak, hati dan pankreas.
Islam mengakui juga bahwa alkohol memang ada kegunaannya dan kita juga bisa melihat banyak obat-obatan homeopati atau pun allopati yang menggunakan alkohol sebagai pelarut, namun secara keseluruhan penggunaannya tidak dianjurkan. Islam mengedepankan kedamaian sosial, sedangkan dalam alkohol orang menemukan kelepasan semu yang bersifat sementara dari realitas dan tanggungjawab kehidupan. Kalau orang sampai tidak bisa bicara atau makan tanpa bantuan alkohol maka masyarakat bersangkutan akan runtuh. Angka kejahatan akan menjulang karena sekarang ini banyak dari laku kriminal yang terkait dengan alkohol. Sebuah pepatah Cina menyatakan ‘Mula-mula manusia mengambil minuman, lalu minuman akan mengambil minuman dan akhirnya minuman yang mengambil manusia.’
Rasulullah saw bersabda ‘Tidak ada penyakit yang tidak disediakan obatnya oleh Tuhan.’ Di masa kini kita menyadari bahwa banyak dari obat-obatan yang berasal dari tanaman seperti misalnya antibiotika penisilin yang berasal dari sejenis jamur bernama Penicillium yang tumbuh pada buah dan roti yang membusuk, serta stimulan hati digoxin yang berasal ekstraksi daun kering tanaman foxglove (digitalis purpurea).
Dalam usaha mencapai kedamaian jasmani dan kesehatan, Islam telah banyak memberikan petunjuk, sebagian sudah kita ketahui, sebagian sedang terungkap dan yang lainnya akan diketahui nanti. Semoga saya telah berhasil memberikan alasan-alasan mengenai pembatasan yang diberikan Islam sepanjang yang saya ketahui berkaitan dengan masalah kesehatan namun saya ingin menyudahinya dengan menekankan bahwa manusia sesungguhnya terbatas dalam segala hal, termasuk pengetahuannya dan tidak bisa memuaskan semua keinginannya dengan sarana materialistis yang tersedia, untuk mana perlu baginya menyubal atau menunjangnya dengan doa.
Islam - Kebersihan dan Kesehatan Jasmani dan Ruhani
Rabu Maret 22, 2006 - Oleh: Dr. A. S. K. Ghauri - U. K.
Penterjemah : A.Q.Khalid
Paparan tersebut adalah pidato Dr. Sabur Ghauri pada pertemuan bulanan Jemaat di Hartlepool pada tanggal 8 Juli 2001 - See more at: http://tamanjati.blogspot.com/2013/02/islam-tentang-kesehatan-dan-kebersihan.html#sthash.zEjJd5yl.dpuf
1 komentar:
Izin Copas Gaann ,,
Posting Komentar
Jika ingin Copy Paste, jangan lupa ikutkan Link :D
↙komen↘